Resistor
Pada dasarnya semua bahan
memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas
dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan
tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor.
Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas,
karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut
sebagai insulator. Bagaimana prinsip konduksi, dijelaskan pada artikel tentang
semikonduktor.
Resistor adalah komponen dasar
elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu
rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya
terbuat dari bahan karbon . Dari hukum Ohms diketahui, resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan
resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan
simbol Ω (Omega).
Tipe resistor yang umum adalah
berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya
terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai
mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna
tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic
Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Waktu
penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test yang harus dipenuhi
yaitu diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa mahasiswa
elektro wajib untuk bisa membaca warna gelang resistor (barangkali).
nilai warna gelang
Resistansi dibaca dari warna
gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat, merah, emas
atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor yang
paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna
gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah
langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah
bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai
resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada
resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan
toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang
toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil)
memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan
seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang
terakhir adalah faktor pengalinya.
Misalnya resistor dengan
gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah gelang
toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang
pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga
berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah
gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna
emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung
sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai
satuan dari resistor ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya
memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan
oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang
kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan
kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang
ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor
pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor
tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7KΩ
dan toleransinya adalah 5%.
Spesifikasi lain yang perlu
diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi
adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik,
maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R
watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin
besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.Umumnya di pasar tersedia
ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya
5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat
berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk
resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya
100Ω5W.
Macam-macam resistor tetap :
a. Metal Film Resistor
b. Metal Oxide Resistor
c. Carbon Film Resistor
d. Ceramic Encased Wirewound
e. Economy Wirewound
f. Zero Ohm Jumper Wire
g. S I P Resistor Network
Macam-macam resistor variabel :
a. Potensiometer :
a.1. Linier
a.2. Logaritmis
b. Trimer-Potensiometer
c. Thermister :
c.1. NTC ( Negative Temperature Coefisient )
c.2. PTC ( Positive Temperature Coefisient )
d. DR
e. Vdr
Karakteristik Berbagai Macam Resistor
Karakteristik berbagai macam resistor
dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi resistor komposisi tidak stabil disebabkan
pengaruh suhu, jika suhu naik maka resistansi turun. Kurang sesuai apabila digunakan dalam
rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar. Resistansi sebuah resistor komposisi berbeda
antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai sampai 10 % tentu kurang baik
pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi.Resistor variabel resistansinya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan dari pengaturannya. Resistor variabel dengan pengatur mekanik,
pengaturan oleh cahaya, pengaturan oleh temperature suhu atau pengaturan lainnya. Jika perubahan nilai, resistansi
potensiometer sebanding dengan kedudukan kontak gesernya maka potensiometer semacam ini disebut
potensiometer linier. Tetapi jika perubahan nilai resistansinya tidak sebanding dengan
kedudukan kontak gesernya disebut potensio logaritmis. Secara teori sebuah resistor dinyatakan
memiliki resistansi murni akan tetapi pada prakteknya sebuah resistor mempunyai sifat
tambahan yaitu sifat induktif dan kapasitif. Pada dasarnya bernilai rendah resistor cenderung
mempunyai sifat induktif dan resistor bernilai tinggi resistor tersebut mempunyai sifat tambahan
kapasitif.
Suhu memiliki pengaruh yang cukup berarti
terhadap suatu hambatan. Didalam penghantar ada electron bebas yang jumlahnya sangat
besar sekali, dan sembarang energi panas yang dikenakan padanya akan memiliki dampak yang sedikit
pada jumlah total pembawa bebas. Kenyataannya energi panas hanya akan meningkatkan
intensitas gerakan acak dari partikel yang berada dalam bahan yang membuatnya semakin sulit bagi
aliran electron secara umum pada sembarang satu arah yang ditentukan. Hasilnya adalah untuk
penghantar yang bagus, peningkatan suhu akan menghasilkan peningkatan harga tahanan.
Akibatnya, penghantar memiliki koefisien suhu positif.
Arus _ panas
HR = I2Rt [joule]
Q=mc(Ta-T)
Q=0.24 I2 R t [kalori]
Jika kita memasang baterai 10 volts pada
rangkaian dan kita mengetahui arus yang mengalir pada rangkaian sebesar 2A,
maka kita akan mengethui besarnya resistor yang akan digunakan dan jumlah watt
yang dihasilkan
Maka
E = 10 volt
I = 2 A
Dan dari persamaan tersebut kita menggunakan
hukum ohm akan menghasilkan persamaan E = I R, karena R yang akan kita cari
maka R = E/I, atau sama dengan R = 10/2 = 5 ohm. Dan daya yang dihasilkan
adalah P = E I atau P = 10×2 = 20 watt. Maka ketika kita akan membeli sebuah
resistor untuk rangkaian diatas adalah resistor sebesar 5 ohm dengan kemampuan
menahan daya sebesar 20 watt karena jika tidak resistor akan over heat, dan
akan menghasilkan arus sebesar 2 A dengan sumber tegangan sebesar 10.
Resistor Tidak Tetap (variabel)
Resistor tidak tetap adalah resistor yang
nilai hambatannya dapat diubah-ubah atau tidak tetap. Jenisnya yaitu hambatan geser, Trimpot
dan Potensiometer.
a. Trimpot
Resistor yang nilai hambatannya dapat
diubah-ubah dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui
nilai hambatan dari suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan
trimpot tersebut.
Simbol trimpot :
b. Potensiometer
Resistor yang nilai hambatannya dapat
diubah-ubah dengan memutar poros yang telah tersedia. Potensiometer pada dasarnya
sama dengan trimpot secara fungsional.
Simbol potensiometer :