16 February, 2011

Goresan mobil




Tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya lagi tampan, ia baru saja membeli sebuah mobil mewah, sebuah jaguar yang mengkilap. Kini sang pengusaha sedang menikmati perjalananya dengan mobil baru itu, dengan kecepatan penuh, dipacunya mobil itu mengelilingi jalan sekitar perumahannya dengan penuh bangga dan prestise.
Dipinggir jalan tampak beberapa anak yang sedang bermain melempar sesuatu. Namun karena ia berkendara cukup kencang tidak begitu ia perhatikan anak-anak yang sedang bermain itu. Tiba-tiba dia melihat seorang anak kecil yang melintas dari arah mobil-mobil yang sedang diparkir dipinggiran jalan. Tapi, bukan anak-anak yang tampak melintas sebelumnya.

Buk..!”Aah ..,ternyata ada sebuat batu seukuran kepalan tangan yang barusan menghantam mobil jaguarnya, Sisi mobil itupun koyak ktergores sebuah batu yang dilempar oleh seseorang. “citttt…” ia injak rem dengan sangat kuat, dengan geram si pengusaha itu memundurkan mobilnya menuju arah lemparan batu tadi. Jaguarnya tergores, bukanlah perkara yang sepele apalagi kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain begitu piker sipengusaha dalam hati.
Ternyata batu itu dilempar oleh si anak yang melintas tadi, amarahnya memuncak dan ia keluar dari mobil dengan tergesa-gesa. Ditariknya anak yang ia tahu telah melempar mobilnya itu dengan sebuah batu dan ia sudutkan anak itu pada sebuah mobil yang sedang diparkir.
“..Apa yang kau lakukan..!! lihat  perbuatanmu pada mobil kesayangan yang baru aku beli!” lihat goresan itu”. Teriknya sambil menunjuk pada sisi mobil yang tergores karena hamtaman sebuah batu. “.kau pasti paham mobil ini butuh biaya untuk perbaikan dibengkel.” Ujarnya lagi dengan kesal dan geram tampak ia ingin memukul anak itu. Si anak tampak menggigil ketakutan dan pucat, ia berusaha untuk berbicara dengan nada permintaan maaf. “ maaf pak saya benar-benar minta maaf sebab saya tidak tahu harus berbuat apa. “raut mukanya tampak memelas dan tangan ia isyaratkan pertanda minta maaf. “maaf pak saya melempar batu itu karena tidak ada yang mau menghentikan mobilnya saat aku melambaikan tangan.”
Dengan air mata yang mulai menjalar keluar membasahi bagian pipinya anak itu menunjuk kearah didekat mobil-mobil yang sedang diparkir tetapi tampak sepi disekitarnya. “ itu disana ada kakakku yang sedang lumpuh dan ia tergelincir dari kursi roda, saya tidak kuat mengangkatnya karena terlalu berat, tapi tidak ada seorangpun disekitar yang bias dimintai tolong. Badannya tak mampu kupapah dan ia sekarang sedang kesakitan..” kini si anak itu mulai terisak.
Dipandanginya pengusaha kaya tadi, matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu. “maukah bapak membantuku mengangkat kakakku ke kursi roda..? tanyanya dengan penuh iba. “tolonglah, kakakku terluka tapi saya tak sanggup mengangkatnya..” . sang pengusaha hanya terdiam dan tak mampu berkata-kata lagi, amarahnya mulai mereda setelah melihat seorang lelaki yang sedang tergeletak yang tampak sedang mengerang kesakitan. Tanpa piker panjang dihampiri si kakak tadi dan dibopongnya ke kursi roda, kemudian diambil sapu tangan kesayangannya untuk mengusap luka dilutut yang mulai berdarah karena terkena trotoar, ia rawat sesaat luka itu seperti ia merawat jaguar kesayangannya. Setelah beberapa saat kakak adik itu mengucapkan terima kasih dan mengatakan mereka akan baik-baik saja. “ terima kasih pak semoga tuhan membalas kebaikan bapak. “
Keduanya berjalan beriringan dan pergi meninggalkan sang pengusaha yang masih tampak menatap kearah perginya kedua anak itu, sembari merenungkan kejadian yang baru sesaat lalu ia alami. Kerusakan pada mobilnya mungkin hal yang sepele baginya karena ia seorang pengusaha kaya, tetapi pengalaman yang barusan membuatnya tersentuh hatinya. Akhirnya sang pengusaha berubah niat untuk tidak memperbaiki bagian mobil jaguar kesayangannya yang tergores karena lemparan sebuah batu, agar ia selalu ingat akan hikmah kejadian itu.
Sahabatku, sama halnya dengan kendaraan hidup kita akan selalu berjalan melaju karena dipacu untuk tetap berjalan, disetiap sisinya, hidup itu akan melintasi berbagai hal dan kenyataan. Namun akankah kita memacu hidup kita dengan cepat, sehingga tak pernah ada waktu buat kita untuk menyelaraskan hidup dengan melihat sekitar kita..?
Tuhan akan selalu menegur kita lewat cara-NYA akan tetapi terkadang kita tak punya waktu untuk mendengar, menyimak. Malah kita selalu sibuk dengan berbagai urusan dunia, memacu hidup dengan penuh nafsu hingga lupa pada banyak hal yang melintas disekitar kita.
Sahabatku, kadang memang harus ada yang “melempar batu” buat kita agar kita mau dan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada diri kita, mendengarkan teguran-NYA dan kata-kata-NYA atau menunggu harus ada yang melemparkan batu-batu itu buat kita.


sumber : Ebook By Dr. Abdul Rochman

No comments:

Post a Comment

Mohon Kritik dan saran demi kemajuan blog ini, terima kasih.